Dalam pembuktian TUhan kita tidak bias terlepas dengan kata rasional. Dengan kata rasional tentu kita tidak pula terlepas dengan kaedah akal. Kaedah akal itu adalah mengadakan sesuatu yang tidak ada. Pertanyaannya adalah, apakah ada sesuatu yang tidak ada? Bagaimana sesuatu yang tidak ada itu bias mengadakan yang ada sedangkan dirinya sendiri tidak ada.
Untuk menjawab berbagai permasalahan diatas. Tentu teorinya adalah teori identitas yaitu A sama dengan A dan A itu tidaklah sama dengan B. maksudnya ada itu hanya bias sama dengan ada tidak mungkin ada sama dengan yang tidak ada. Yang tidak ada itu hanya bias sama dengan tidak ada.
Kebenaran adalah selarasnya realita dengan ide. Contoh spidol itu benar karena pada kenyataannya dalam realita spidol itu benar benar ada, dan dalam ide juga benar bahwa spidol itu ada dengan memakai tolak ukur indera, maksudnya adalah semua yang diinderai itu berarti ada dan benar, dan semua yang tidak diinderai berarti tidak ada. Bagaimana dengan konsep ketuhanan dalam ajaran agama islam? Sedangkan menurut mereka yang beragama islam Tuhan itu ada namun tidak bias diinderai berarti pada dasarnya Tuhan itu tidak ada. Untuk membuktikannya terlebih dahulu kita kembali kepada teori diatas, yaitu teori identitas.
Dalam hal ini ada namanya teori empiris yaitu teori yang tolak ukurnya adalah adalah indera seperti diatas, yaitu bentuk tambah materi sama dengan benda. Benda itu ada karena dapat diinderai.
Berbicara soal agama. Ada dua macam agama yaitu agama yang mempercayai Tuhan itu mono dan yang kedua adalah yang mempercaya Tuhan itu poli. Agama yang mempercayao Tuhan itu Mono atau satu adalah Agama Kristen dan agama Islam. Sedangkan agama yang mempercayai Tuhan yang banyak atau Poli adalah agama budha, hindu dll.